Tampilkan postingan dengan label ANEH. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ANEH. Tampilkan semua postingan

Senin, 07 Februari 2011

PANGLIMA BURUNG

Ada banyak sekali versi cerita mengenai sosok panglima tertinggi masyarakat Dayak, Panglima Burung, terutama setelah namanya mencuat saat kerusuhan Sambas dan Sampit. Ada yang menyebutkan ia telah hidup selama beratus-ratus tahun dan tinggal di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Ada pula kabar tentang Panglima Burung yang berwujud gaib dan bisa berbentuk laki-laki atau perempuan tergantung situasi. Juga mengenai sosok Panglima Burung yang merupakan tokoh masyarakat Dayak yang telah tiada, namun dapat rohnya dapat diajak berkomunikasi lewat suatu ritual. Hingga cerita yang menyebutkan ia adalah penjelmaan dari Burung Enggang, burung yang dianggap keramat dan suci di Kalimantan.

Selain banyaknya versi cerita, di penjuru Kalimantan juga ada banyak orang yang mengaku sebagai Panglima Burung, entah di Tarakan, Sampit, atau pun Pontianak. Namun setiap pengakuan itu hanya diyakini dengan tiga cara yang berbeda; ada yang percaya, ada yang tidak percaya, dan ada yang ragu-ragu. Belum ada bukti otentik yang memastikan salah satunya adalah benar-benar Panglima Burung yang sejati.

Banyak sekali isu dan cerita yang beredar, namun ada satu versi yang menurut saya sangat pas menggambarkan apa dan siapa itu Penglima Burung. Ia adalah sosok yang menggambarkan orang Dayak secara umum. Panglima Burung adalah perlambang orang Dayak. Baik itu sifatnya, tindak-tanduknya, dan segala sesuatu tentang dirinya.

Lalu bagaimanakah seorang Panglima Burung itu, bagaimana ia bisa melambangkan orang Dayak? Selain sakti dan kebal, Panglima Burung juga adalah sosok yang kalem, tenang, penyabar, dan tidak suka membuat keonaran. Ini sesuai dengan tipikal orang Dayak yang juga ramah dan penyabar, bahkan kadang pemalu. Cukup sulit untuk membujuk orang Dayak pedalaman agar mau difoto, kadang harus menyuguhkan imbalan berupa rokok kretek.

Dan kenyataan di lapangan membuyarkan semua stereotipe terhadap orang Dayak sebagai orang yang kejam, ganas, dan beringas. Dalam kehidupan bermasyarakat, orang Dayak bisa dibilang cukup pemalu, tetap menerima para pendatang dengan baik-baik, dan senantiasa menjaga keutuhan warisan nenek moyang baik religi maupun ritual. Seperti Penglima Burung yang bersabar dan tetap tenang mendiami pedalaman, masyarakat Dayak pun banyak yang mengalah ketika penebang kayu dan penambang emas memasuki daerah mereka. Meskipun tetap kukuh memegang ajaran leluhur, tak pernah ada konflik ketika ada anggota masyarakatnya yang beralih ke agama-agama yang dibawa oleh para pendatang.

Kesederhanaan pun identik dengan sosok Panglima Burung. Walaupun sosok yang diagungkan, ia tidak bertempat tinggal di istana atau bangunan yang mewah. Ia bersembunyi dan bertapa di gunung dan menyatu dengan alam. Masyarakat Dayak pedalaman pun tidak pernah peduli dengan nilai nominal uang. Para pendatang bisa dengan mudah berbarter barang seperti kopi, garam, atau rokok dengan mereka.

Panglima Burung diceritakan jarang menampakkan dirinya, karena sifatnya yang tidak suka pamer kekuatan. Begitupun orang Dayak, yang tidak sembarangan masuk ke kota sambil membawa mandau, sumpit, atau panah. Senjata-senjata tersebut pada umumnya digunakan untuk berburu di hutan, dan mandau tidak dilepaskan dari kumpang (sarung) jika tak ada perihal yang penting atau mendesak.

Lantas di manakah budaya kekerasan dan keberingasan orang Dayak yang santer dibicarakan dan ditakuti itu? Ada satu perkara Panglima Burung turun gunung, yaitu ketika setelah terus-menerus bersabar dan kesabarannya itu habis. Panglima burung memang sosok yang sangat penyabar, namun jika batas kesabaran sudah melewati batas, perkara akan menjadi lain. Ia akan berubah menjadi seorang pemurka. Ini benar-benar menjadi penggambaran sempurna mengenai orang Dayak yang ramah, pemalu, dan penyabar, namun akan berubah menjadi sangat ganas dan kejam jika sudah kesabarannya sudah habis.

Panglima Burung yang murka akan segera turun gunung dan mengumpulkan pasukannya. Ritual–yang di Kalimankan Barat dinamakan Mangkuk Merah–dilakukan untuk mengumpulkan prajurit Dayak dari saentero Kalimantan. Tarian-tarian perang bersahut-sahutan, mandau melekat erat di pinggang. Mereka yang tadinya orang-orang yang sangat baik akan terlihat menyeramkan. Senyum di wajahnya menghilang, digantikan tatapan mata ganas yang seperti terhipnotis. Mereka siap berperang, mengayau–memenggal dan membawa kepala musuh. Inilah yang terjadi di kota Sampit beberapa tahun silam, ketika pemenggalan kepala terjadi di mana-mana hampir di tiap sudut kota.

Meskipun kejam dan beringas dalam keadaan marah, Penglima Burung sebagaimana halnya orang Dayak tetap berpegang teguh pada norma dan aturan yang mereka yakini. Antara lain tidak mengotori kesucian tempat ibadah–agama manapun–dengan merusaknya atau membunuh di dalamnya. Karena kekerasan dalam masyarakat Dayak ditempatkan sebagai opsi terakhir, saat kesabaran sudah habis dan jalan damai tak bisa lagi ditempuh, itu dalam sudut pandang mereka. Pembunuhan, dan kegiatan mengayau, dalam hati kecil mereka itu tak boleh dilakukan, tetapi karena didesak ke pilihan terakhir dan untuk mengubah apa yang menurut mereka salah, itu memang harus dilakukan. Inilah budaya kekerasan yang sebenarnya patut ditakuti itu.

Kemisteriusan memang sangat identik dengan orang Dayak. Stereotipe ganas dan kejam pun masih melekat. Memang tidak semuanya baik, karena ada banyak juga kekurangannya dan kesalahannya. Terlebih lagi kekerasan, yang apapun bentuk dan alasannya, tetap saja tidak dapat dibenarkan. Terlepas dari segala macam legenda dan mitos, atau nyata tidaknya tokoh tersebut, Panglima Burung bagi saya merupakan sosok perlambang sejati orang Dayak.

KUCING BERSAYAP DI CHINA

Seekor kucing bewarna putih namun memiliki sepasang sayap di badannya sebagaimana dilaporkan The Sun, Rabu (27/5) muncul di kota Chongqing, China pada Minggu (24/5). Menurut pemiliknya, kucing piaraan mereka ini terlahir dengan kondisi normal, namun sejak berusia setahun di badanya mulai tumbuh sepasang sayap.
Sebenarnya, fenomena kucing bersayap ini bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya pada 24 Mei 2007 di kota Sichuan, China seorang nenek mempunyai seekor kucing piaraan yang pada kedua sisi tubuh hewan manis itu tumbuh anggota tubuh lainnya yang sepintas diperhatikan mirip berbentuk sayap.
Terdapat sekitar 138 kasus kucing bersayap pernah tercatat dalam sejarah. Sayangnya hanya 28 kasus yang terdokumentasi. Laporan awal mengenai kucing bersayap yang pernah tercatat, terjadi bulan Juni 1842, dilaporkan oleh Henry David Thoreau di daerah pertanian sekitar Lincoln.
Menurut pakar hewan dan cryptozoologi asal Inggris, Dr Karl Shuker yang telah meneliti fenomena pada kucing menjelaskan, ada beberapa penyebab mengapa kucing bisa memiliki bagian tubuh yang mirip sayap secara medis.
Pertama, bulu rontok yang menggumpal. Pada beberapa laporan menyatakan, saat musim dingin tiba, sayap muncul pada kucing yang berbulu panjang. Kemudian sayap kucing tersebut lepas pada musim semi. Sebagian besar bentuk yang menyerupai sayap tersebut adalah bulu rontok yang menggumpal (gimbal).
Kedua, cacat lahir yaitu diduga merupakan hasil dari kelahiran cacat kembar siam (conjoined twin) dengan kaki kembaran yang satu lagi muncul di daerah punggung. Dan ketiga, penyakit Feline Cutaneous Asthenia (FCA) yaitu suatu penyakit keturunan yang menyebabkan kulit menjadi sangat elastis dan mudah robek/terluka. Elastisitas kulit yang belebihan ini juga dapat terjadi pada anjing dan manusia.
Kucing dengan penyakit FCA mempunyai kulit sensitif yang mudah luka dan robek. Menurut beberapa orang, kemungkinan besar “sayap” yang muncul di daerah punggung kucing adalah sobekan atau luka di kulit yang masih tertutup bulu.


Kucing Bersayap ( foto : MSNBC.COM )

Minggu, 06 Februari 2011

SOUP KUCING DI CHINA

Jagat maya dihebohkan dengan berita tentang proses memasak kucing untuk disajikan di salah satu restoran di Guangzhou, China. Proses memasak sop kucing itu bisa dilihat dari foto-fotonya. Sebenarnya foto-foto tersebut sudah lama beredar dan kami pun sempat mempostingnya beberapa bulan lalu. Tapi saat ini berita dan foto tentang proses memasak sup kucing dengan cara merebus kucing hidup-hidup sudah semakin menyebar luas di berbagai website di China dan Inggris. Dan bukan tidak mungkin dalam waktu singkat berita dan foto-foto itu akan menyebar lewat internet ke seluruh dunia.

Ada berbagai teknik dalam memasak hewan kucing ini. Ada yang lebih dulu dipukuli sampai mati, ada pula yang direbus hidup-hidup. Menurut cerita, orang Cina memang suka makan daging kucing karena dianggap bagus untuk kesehatan dan bisa menyeimbangkan unsur "Yin" dan "Yang" dalam tubuh manusia. Foto-foto sup kucing atau sop kucing di China dan Taiwan juga proses pembuatannya bisa dilihat pada gambar di bawah ini :




Melihat berbagai jenis
makanan yang tak lazim disantap di China dan Taiwan, mungkin ini disebabkan karena orang-orang disana sangat terobsesi dengan kesehatan, umur panjang dan keseimbangan unsur "Yin" dan "Yang" dalam tubuh, sehingga segala jenis makanan apapun dimakan asal stamina tetap fit dan sehat. Tapi jika dipikir-pikir, apa ini sebanding? mie instant Indomie dilarang untuk dimakan, sementara mereka mengkonsumsi makanan dari bahan yang berupa bayi atau janin yang baru lahir dan juga kucing, binatang peliharaan yang banyak digemari orang.

KUMPULAN FOTO ULAR BERKEPALA DUA





























HEWAN ANEH PENEMUAN DR. TAKESHI

Dr Takeshi Yamada, peneliti asal Jepang, menemukan 10 makhluk aneh yang mengegerkan dunia ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah monyet vampire di China. Seperti yang kita ketahui tentang vampire, maka hidup monyet vampire ini tergantung dari menghisap darah makhluk lain.
Uniknya makhluk ini dalam beraktivitas banyak menggunakan tangannya, seperti halnya manusia. Spesies ini diyakin sebagai mata rantai yang putus dari evolusi manusia hingga berbentuk seperti sekarang. Keunikan lainnya, monyet ini seperti burung yang menenun sarangnya.
Vampire monkey

Blue Merman
Penemuan Dr Takeshi Yamada yang menghebohkan lainnya adalah keong raksasa yang ditemukan dari laut terdalam. Kakinya seperti chupacabra, karena itu diberi nama siput chupacabras.

Penemuan lainnya adalah siput pemakan daging terbesar di dunia ini, ditemukan awal tahun 2007. Siput ini juga punya senjata racun yang konon sangat mematikan.

Giant Chupacabras Snail

Giant Carniverous Snail
Yang tak kalah mengerikan adalah blue merman yang ditemukan di Pulau Sado. Mirip spesies kadal atau bunglon. Makhluk ini juga berbahaya pada tangan-tangannya yang bisa mengembang. Bila usianya semakin bertambah, bintang ini akan terlihat mirip kodok.

Two-Headed Baby
Mumi bayi berwajah dua ini kini berada di museum kedokteran di Coney Island Hospital.


Giant Sea Dragon

Disebut naga laut raksasa ditemukan di dasar laut Pulau Awaji. Makhluk ini diduga telah punah pada awal abad ke-20.

Prehistoric Horseshoe Crabs

Dua spesies baru kepiting ladam, diduga hidup masa masa pra sejarah sekitar 400 juta tahun lalu. Baru baru ini kepiting purba ini ditangkap oleh tim peneliti dasar laut dari Universitas Higashi Osaka Jepang. Masih ada empat species kepiting purba yang diindetifikasi hidup 250 juta tahun lalu.


Human-Faced Ant

Penemuan kali ini tak kalah aneh, semut berwajah manusia. Dalam mitologi India dipercaya orang bertabiat buruk akan bereinkarnasi menjadi semut. Ada banyak semut-semut berwajah manusia yang ditemukan di India, melebihi di negara manapun. Salah satu contohnya adalah yang dimiliki dr Takeshi Yamada yang merupakan hasil ekspedisi tahun 2004. Coney Island Anthropoliogical Institute juga memiliki koleksi ini.





St. Helena Giant Earwig

Makhluk yang berasal dari St Helena ini, diduga telah punah pada beberapa decade yang lalu diduga karena pembangunan pelabuhan udara internasional di sana. Himpunan ilmuwan dan pemerhati entomologists melakukan protes dalam beberapa tahun terakhir yang menyebabkan punahnya spesies ini. Penelitian yang dipimpin Dr Takeshi Yamada pada 2005 menemukan beberapa spesies baru earwigs raksasa. Penelitian ini merupakan bagian dari program yang dilakukan di Coney Island University.




Fiji Mermaid

Fiji Mermaid sepanjang 6 kaki mirip putri duyung ditemukan di Shikoku, Jepang. Disebut Ningyo Shinko. Banyak tempat keramat agama Shinto dan kuil Budha mengabadikan mermaid ini sebagai makhluk suci.Orang datang untuk bersembahyang di tempat2 ini setiap hari.

SUP JANIN DR CHINA

waduh.. saya tak bisa berkata pa apa lagi... orang apa emang udah mulai gila n sinting ya?
entah itu rumor or nggak... menurut sumber berita dari salah satu televisi swasta yang saya tonton, di china ada sebuah restoran gelap yang menawarkan SUP JANIN bro.....
gila...!!! entah bener apa nggak itu sufah g manusiawi..
liat pic berikut ini klo g percaya


Janin bro....

dicuci before direbus




menurut kalian gimana?
koment koment y..........

CHAT BOX


ShoutMix chat widget
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More